Menuntut ilmu apapun tidak apa apa yang paling penting jangan tinggalkan
ilmu agama. Orang-orang berilmu mengetahui pentingnya ilmu agama. Prof. BJ.
Habibie pernah berkata saat mengisi ceramah di Universitas Al-Azhar, Cairo,
Mesir.
“Saya diberi kenikmatan oleh Allah
ilmu teknologi sehingga saya dapat membuat pesawat. Tapi sekarang saya tahu
bahwa ilmu agama lebih manfaat untuk umat islam. Kalau saya disuruh memilih
antara keduanya, saya akan memilih Ilmu Agama.”
Namun, bukan karena diperintahkan belajar ilmu agama, kita melupakan
ilmu ilmu lain seperti : Sains, Matematika, dll. Ilmu-ilmu itu juga penting
untuk mendukung ilmu agama kita. Kalau bisa kita
mendapat dua duanya, ilmu agama dan ilmu umum. Seperti
halnya ulama-ulama yang mengabungkan ilmu sains dan agama. Sehingga bisa
mendakwahi orang-orang ateis yang tidak menerima dalil. Nabi SAW bersabda,
طَلَبُ
العِلْمِ فَريْضَةٌ عَلىَ كُلِّ مُسْلِمِ
“ Menuntut ilmu
hukumnya wajib bagi setiap muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224)
Yang paling penting adalah niat kita dalam menuntut ilmu. Karena jihad
pada zaman ini adalah jihad menuntut ilmu. Jika kita niatkan menuntut ilmu
sebagai jihad di jalan Allah, kalau suatu saat kita gugur, kita akan dianggap
mati syahid. Nabi SAW bersabda dalam hadits,
مَنْ
سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقَةً إِلىَ
الجَنَّةِ
“Barangsiapa
yang menempuh suatu jalan yang didalamnya terdapat ilmu, Allah mudahkan
jalannya ke surga” (HR. Muslim)
Mulai sekarang, tempuhlah jalan yang kalian
inginkan asalkan itu baik dan jangan sampai meninggalkan ilmu agama. Karena
ilmu agama sangat penting bagi kita di dunia maupun di akhirat. Belajar itu
tidak bisa berhenti sampai mati. Walaupun kita telah menjadi apa yang kita
inginkan, jangan pernah berhenti untuk belajar. Karena, kesuksesan sebenarnya
adalah, kita bisa mati dalam keadaan khusnul khatimah.
Semoga penjelasan tadi membuat kita semua
tahu hakikat ilmu agama dan memotivasi agar mendapatkan keduanya, yaitu ilmu
agama dan ilmu umum. Dan semoga kita bisa meraih kesuksesan sejati, yaitu mati
dalam keadaan khusnul khatimah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar