Kisah Sebuah Terong


   Ada seorang Syaikh dari kalangan Tabi’in yang mengajar di Masjid At-Taubah, sebuah Masjid di Damaskus. Pada suatu hari, Ia didatangi oleh seorang pemuda dari luar dan pemuda itu berkata “Bolehkah aku hidup bersama anda di masjid?” Syaikh itu menjawab “Boleh tapi asalkan anda harus sabar” Setelah 3 bulan, ia mengetahui bahwa Syaikhnya sangat zuhud. Jika ada makanan makan jika tidak ada maka berpuasa.

    Pada suatu hari, ia sudah 3 hari tidak makan. Lalu setan pun datang mengganggunya. “Hai anak muda, daripada kamu kelaparan, mending kamu mencuri saja. Mencuri itu sudah halal bagimu karena kamu mau mati kelaparan” begitu godaannya. Akhirnya, karena saking laparnya, ia pun nekad untuk melompat dari masjid ke rumah orang-orang sebelah masjid.

    Pada zaman dahulu, masjid dan rumah tidak memiliki atap, sehingga pemuda tadi melihat dari rumah ke rumah. Sampailah di suatu rumah yang berbau masakan. Setelah dilihat, ternyata ada sebuah air yang direbus dan ada 2 buah terong didalamnya. Ia pun mencicipinya, dan sebelum ia menelannya, muncul ketaqwaannya. Ia sadar kalau ia sudah melakukan 3 dosa sekaligus. Peratama, masuk rumah tanpa izin, kedua mencuri, ketiga memakan makanan yang haram.

    Setelah sadar, ia akhirnya memuntahkan makanannya ke lantai dapur. Ia pun kembali ke masjid untuk menghadiri pengajian. Setelah pengajian selesai, Syaikhnya didatangi seorang perempuan bercadar yang ingin untuk menikah. Syaikhnya pun memanggil pemuda tersebut. Setelah datang, ia ditawari untuk menikah, dan akhirnya pemuda itu setuju dinikahkan dengan wanita tadi dan wanita tadi juga setuju. Akhirnya menikahlah pemuda tadi dengan wanita itu.

    Setelah selesai, pemuda itu ditawari untuk tinggal di rumah istrinya. Ternyata, rumah istrinya adalah rumah yang ia masuki dan di dapurnya masih ada muntahan terong. Istrinya pun kaget karena terong itu sebagian dimuntahkan ke lantai. Pemuda itu pun sadar dan menceritakan kronologis kejadiannya. Setelah itu istrinya berkata “Demi Allah suamiku, engkau berniat mencuri lalu kamu bertaqwa kepada Allah, maka Allah jadikan makanan itu, pancinya, rumahnya, bahkan pemilik rumahnya menjadi milikmu”

    Hikmah dari Kisah ini adalah jika kita bertaqwa, Allah akan beri kita jalan yang terbaik. Allah tidak menyia-nyiakan ketaqwaan seseorang hanya karena kelaparan. Allah akan berikan lebih dari apa yang kita harapkan jika kita bertaqwa. Allah SWT berfirman,

وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبْ o وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلَّهُ مَخْرَجًا

“…Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah, Allah jadikan baginya jalan keluar. Dan Allah memberikan rizqi dari arah yang tidak disangka sangka…” (At-Talaq : 2 dan 3)

    Ingatlah janji Allah pada orang yang bertaqwa. Allah akan berikan dia jalan keluar dan memberikan rizqi dari arah yangtidak disangka-sangka. Bertaqwa adalah menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangannya. Orang yang bertaqwa akan selalu mengingat Allah walaupun dalam kondisi apapun. Bertaqwa itu dilakukan dimana saja dan kapan saja.


    Semoga kisah tadi bisa memotivasi kita semua agar selalu bertaqwa walaupun dalam kondisi susah. Dan semoga kita selalu berada dalam ketaqwaan dan Allah berikan kepada kita jalan keluar dan rizqi yang tidak disangka sangka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Benarkah Umur Umat Islam 1500 Tahun?

    Kita sering mendengar atau melihat postingan yang menyebutkan bahwa umur umat islam hanya 1500 tahun. Padahal kita tahu bahwa Hari ...