Ya, dialah Ruba’i bin Amr. Beliau
terkenal dengan seragam jihadnya yang hanya menggunakan panci sebagai penutup kepala, dan pisau dapur
sebagai senjata. Badannya kecil dan kurus. Ia menaiki keledainya yang tua.
Suatu hari, ada panggilan jihad melawan Persia. Rubai langsung mengambil
panic dan pisaunya untuk berperang. Sekitar 30.000 muslim dibawah pimpinan
Sa’ad bin Abi Waqash melawan 200.000 orang Persia pimpinan Rustum.
Suatu ketika, Ia diutus menjadi salah satu utusan untuk menemui Rustum,
Kaisar Persia. Karena terjadi negosiasi, Rubai pun berangkat terlebih dahulu.
Ia pun berangkat dengan gayanya itu. Rustum menyuruh pengawalnya agar tidak
boleh masuk kedalam istana sebelum memberi hormat kepada Rustum. Dan
menggelimpangkan emas emas di sekelilingnya. Setelah Rubai diceritakan oleh
pengawal bahwa ia tidak boleh masuk kecuali harus hormat, ia menolaknya. Ia
malah memotong sebagian permadani untuk dijadikan pelana keledainya sambil
berkata, “Ini permulaan harta ghanimah jika kalian tidak buka pintu
Istana”.
Para pengawal melaporkan kejadian ini kepada Rustum. Akhirnya, Rustum
menyuruh pengawalnya dengan membukakan pintu yang pendek untuknya dengan
harapan Ia menunduk kepadanya. Setelah sampai depan pintu, Ruba’i tidak
kehabisan akal. Dia memasukkan pantatnya terlebih dahulu. Hal itu membuat Rustum
kaget dan bertanya
“Sebenarnya mau kalian disini untuk
apa?Kalian adalah bangsa arab yang tinggal di padang pasir dan menggembala
ternak. Kalau kalian ingin harta, kami akan berikan sebanyak yang kalian mau.
Kalau kalian ingin hewan ternak kami akan berikan. Kalau kalian ingin jabatan
kami akan ambil yang terbaik untuk menjadi pembesar.”
Rubai bin Amr menjawab dengan mantap karena Imannya sudah menancap kuat
di hatinya.
“Kami hanya menyuruh kalian untuk
beriman kepada Allah semata. Jika kalian taat, maka kami akan meninggalkan
kalian dengan kerajaan kalian.”
Rustum berkata,
“Baikalah, kalau begitu berikan
waktu kami untuk memikirkan hal tersebut. Mungkin sebulan atau dua tiga bulan”
Rubai bin Amr menjawab,
“Tidak, Rasulullah hanya memberikan
waktu 3 hari untuk musuh”
Rustum berkata,
“Sebenarnya kamu ini siapa, Komandan
perang?”
Rubai bin Amr menjawab,
“Bukan, aku hanyalah pasukan yang
paling belakang.”
Setelah itu, Rustum membolehkannya untuk pulang dan menyuruh pengawalnya
untuk menulis surat kepada Raja Kisra kalau Ia harus menghadapi 30.000 orang
seperti ini. Yang teguh dengan ajarannya dan tidak tertarik dengan harta.
Hikmahnya, janganlah kita terlena dengan kehidupan dunia yang sementara
ini. Marilah abdikan diri kita untuk agama ini. Keluarkan seluruh kemampuan
kita dalam berjihad di jalan Allah. Semoga Allah merahmati kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar